Author :
Lee Shita
Pairing :
Chanbaek Couple
Rating :
T
Genre :
Gak yakin # plakk
˜ Scare of you ˜
Ting tong..
Ting tong..
Ting tong..
Suara
bel pintu tadi menjadi alarm pembangun seorang namja yang sedari tadi sedang
asyik berada dalam mimpinya. Ia bangkit dan segera duduk di kasurnya sambil
memandang geram ke arah pintu kamarnya.
“Aigoo, siapa pagi-pagi begini sudah bertamu, menyebalkan!”
ucapnya kesal lalu menyibak selimut dan berjalan menuju pintunya.
“Nuguyeyo?”
“Ini aku.” Sahut seorang yoeja, Chanyeol yang merasa
akrab dengan suara itu segera membukakan pintu. Terlihatlah seorang yeoja paruh
baya yang masih menggunakan roll rambut, dan daster.
“Nyonya Jung, ada apa? Bukankah aku sudah membayar uang
sewa bulan ini? Bahkan aku sudah membayar untuk 2 bulan kedepan.”
“Ani..ani.. aku kemari bukan untuk menagih uang sewa.
Chanyeol-ah? Bisakah aku minta tolong?”
“Mwoyeyo?”
“Kau hari ini tak kuliah kan?” tanya Nyonya Jung.
Chanyeol mengerutkan alisnya, tidak biasanya pemilik
rumah kontrakannya ingin tahu urusan Chanyeol biasanya ia hanya akan datang
jika berurusan dengan bayar-membayar.
“Ne...” sahut Chanyeol heran.
“Bagus! Kalau begitu bisa aku minta tolong?”
“Hah? Min___”
“Ah sudahlah tak usah basa-basi. Bisakah aku menitipkan keponakanku yang baru datang dari Busan?”
“Ah sudahlah tak usah basa-basi. Bisakah aku menitipkan keponakanku yang baru datang dari Busan?”
“Mwo?”
“Ayolah kau pasti bisa. Kau kan sedang cuti kuliah.”
“Ne.. tapi aku cuti karena aku ingin merefresh otakku,
malah sekarang anda menyuruhku menjadi pengasuh.”
“Ayolah Chanyeol bantu aku!”
“Memangnya anda mau kemana? Kenapa mesti menitipkan
keponakan anda?”
“Aku ada urusan. Temanku akan menikah di Thailand, jadi
aku harus menghadirinya.”
“Baiklah.. baiklah.. berapa lama?”
“Seminggu.”
“Mwo? seminggu? Tidakkah itu terlalu lama?”
“Ayolah, kau tahu kan aku ini seorang yeoja, jadi saat nanti di Thailand aku yah.. kau tahu lah
urusan shopping.”
“Mwo? dia enak-enakan shopping, sedangkan aku harus
menjadi pengasuh keponakannya, jika saja dia bukan pemilik rumah kontrakanku,
tak akan sudi aku menuruti permintaannya.” Batin Chanyeol.
“Ne.. arraseo. Kapan dia datang?”
“Nanti siang, aku akan menjemputnya di stasiun, dan
langsung mengantarkannya kemari.”
“Ne.. oh iya, aku harap dia bukan anak yang nakal.”
“Tenang saja, keponakanku itu adalah anak yang baik.”
“Ne..” sahut Chanyeol malas.
......
Selesai
mandi, Chanyeol segera sarapan. Dia membuka isi kulkas, dan ia tak menemukan
apapun, terpaksa ia hanya sarapan dengan roti dan selai kacang. Setelahnya dia
duduk di depan tv, sambil membawa setoples popcorn di tangannya. Sesekali ia
melirik jam ‘11.30’ , ia kembali
menonton. Ia tersentak sebentar, ia kemudian menyapu seluruh isi ruangan
rumahnya, sangat kotor dan berantakan.
“Huuh.. aku rasa tak apa-apa, aku malas untuk
bersih-bersih. Lagipula dia hanya anak kecil.” Ucap Chanyeol lalu kembali
mengalihkan pandangannya ke televisi.
Ting tong..
Ting tong..
Chanyeol
segera bangkit dan berjalan ke pintu. Ia membuka pintu sambil menggaruk-garuk
kepalanya yang gatal ( namja yang jorok ).
“Annyeong hase__” ucapan Chanyeol terputus, senyumannya
mendadak hilang. Arah pandangnya yang rendah, sedikit demi sedikit naik ke
atas, semakin ke atas.
Damn!
Ia fikir keponakan Nyonya Jung adalah bocah berusia 10
atau 12 tahun, tapi sosok yang berdiri di depannya adalah seorang namja yang
sudah cukup dewasa, dengan pakaian rapi, dan terlihat sangat ..... cantik.
Yuph! Cantik.
“Hehehehe.. apa kau keponakan nyonya Jung?” tanya
Chanyeol sungkan.
“Ne.. anyyeong haseyo. Baekhyun imnida.” Ucap namja
berpostur kecil dan berwajah imut itu.
“Oh.. haha.. ha.. haha.. Chanyeol imnida.” Chanyeol hanya
bisa tertawa canggung.
“Masuklah!” ucap Chanyeol kemudian.
Namja
bernama Baekhyun itu masuk, sambil menarik koper kuning yang ia bawa dan
melihat sekelilingnya.
“Uumm.. apa kau tinggal sendiri?” tanya Baekhyun lembut.
“Ne.. aku tinggal sendiri.” Ucap Chanyeol sambil dengan
cepat menendang sebuah boxer yang berserakan di lantai.
“Eum.. terlihat jelas.”
“Hah? hehehehehe.. ne.. aku ini memang bukan orang yang
bersih. Maaf kalau hal ini mengganggumu.”
“Hah? ani..ani.. gwenchanayo.”
“Duduklah, akan aku buatkan minum.”
“Ne.. gomawo.” Sahut Baekhyun.
..
..
“Ini.” Ucap Chanyeol.
“Ne.. gomawo.”
“Ne cheonmaneyo. Oh iya, aku dengar kau datang dari
Busan?”
“Ne... aku memang tinggal di Busan.”
“Oh,, lalu untuk apa kau ke Seoul?”
“Ayah menyuruhku untuk mengecek keadaan bibiku, dan
sekalian untuk mengisi liburanku.”
“Oh begitu.. Aku rasa bibimu baik-baik saja, sekarang
saja dia sedang berlibur ke Thailand.”
“Ani.. dia bukan berlibur, tapi menghadiri pesta
pernikahan temannya.”
“Ne.. pesta pernikahan yang lamanya seminggu.” Ucap
Chanyeol malas, setiap mengingat nyonya Jung itu.
“ Chanyeol sshi. Dimana toiletnya?”
“Oh toilet? Itu di sebelah kiri dapur.”
“Ne.. gomawo.”
Chanyeol
menatap namja yang baru ia kenal beberapa menit yang lalu, sepertinya Chanyeol
mulai tertarik dengan namja manis bernama Baekhyun itu. Chanyeol baru teringat,
keadaan rumahnya sangatlah tak cocok untuk menyambut tamu saat ini, apalagi
tamu seistimewa Baekhyun. Dengan gerakan cepat ia segera memungut barang-barang
terutama pakaian yang berserakan di
lantai, sofa dan meja, lalu memasukannya ke keranjang kotor.
Tak lama
kemudian Baekhyun keluar, sambil memasang sebuah senyuman yang manis lalu
berjalan menghampiri Chanyeol yang nampak kelelahan, namun masih memasang
senyuman.
“Apa yang kau lakukan Chanyeol sshi? kenapa berkeringat
begitu?”
“Hah?ani..ani.. aku hanya sedikit berolahraga,
akhir-akhir ini ototku sering kaku.”
“Oh.. begitu..” ucap Baekhyun sambil mengangguk-nganggukan
kepalanya dan melihat keadaan sekitarnya. Ia merasa sedikit heran, wajahnya
nampak berfikir sambil terus melihat sekelilingnya yang terlihat lebih rapi.
“Oh iya Baekhyun, berapa usiamu?” cepat Chanyeol
mengalihkan pembicaraan.
“Uumm.. tahun ini genap 18 tahun.”
“Oh berarti kau
masih duduk di bangku sekolah?.”
“Ne, aku baru duduk di kelas 2 SMA.”
“Jinja? Aku rasa pertumbuhanmu sangat baik.”
“Kalau kau berapa Chanyeol sshi?”
“Uumm.. aku 21 tahun akhir bulan ini.”
“Oh.. begitu. Jadi kita terpaut 3 tahun.”
“Yaah.. begitulah!.”
“Oh iya Chanyeol sshi.”
“Panggil saja aku hyung! Aku rasa itu terdengar labih
akrab.”
“Oh ne..ne. Chanyeol ss, eh hyung. Kalau aku boleh tahu
dimana kamarku?”
“Ka..kamar? aku rasa bibimu lupa memberitahumu.”
“Tentang apa?”
“Disini, hanya ada satu kamar tidur.”
“Mwo? Jadi?”
“Jadi mau tak mau kita harus satu kamar.”
“Tapi___”
“Apa itu masalah bagimu?”
“Ani.. hanya saja aku punya suatu kebiasaan tidur yang
aneh.”
“Ne..ne.. gwenchana. Semua orang pasti memiliki kebiasaan
tidur yang aneh.”
“Hah? ba.baiklah..”sahut Baekhyun kecewa.
.........
Baekhyun
nampak sedang berdiri di dapur, entah kenapa dia nampak kebingungan. Chanyeol
yang baru bangun dari tidur siangnya -padahal ini sudah sore- nampak heran.
“Baekhyun?? Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Chanyeol
menghampiri Baekhyun.
“Uumm.. aku berencana ingin memasak makan malam, tapi di
kulkas mu tak ada bahan makanan.”
“Hehehehe.. aku lupa membelinya Baekhyun.”
“Lalu kau makan malam dengan apa?”
“Biasanya aku makan mie instant.”
“Mie instant? Itu tak baik kau makan terus-menerus.”
“Mau bagaimana lagi Baekhyun. Kalau begitu kita makan
diluar saja bagaimana?”
“Umm bagaimana kalau kita belanja bahan makananya dan
nanti kita masak dirumah?”
“Aigoo, itu merepotkan sekali. Tapi, uumm.. baiklah.”
.........
Chanyeol
dan Baekhyun telah sampai di sebuah mini market, Baekhyun dengan cepat
mengambil beberapa bahan makanan yang ingin dia olah nanti sedangkan Chanyeol
nampak berjalan malas mengikuti Baekhyun.
“Aigoo, namja ini kenapa dia sangat pandai berbelanja
seperti yoeja?” gumam Chanyeol kagum sambil terus memperhatikan Baekhyun yang
sibuk memilih beberapa sayuran hanya dengan melihat dan mencium aromanya.
“Chanyeol hyung, kau mau paprika merah atau kuning?”
tanyanya.
“Entahlah, terserahmu saja. Aku fikir hanya warna yang
membedakan mereka.”
“Baiklah.. oh iya, kau mau ayam atau udang?”
“Aku rasa ayam lebih lezat.”
“Baiklah.”
“Kenapa aku merasa ada yang aneh dengan diriku? Namja ini
benar-benar unik, aku rasa aku mulai menyukainya.” Batin Chanyeol.
.........
Setelah
selesai makan malam, Baekhyun dan Chanyeol segera menuju kamar Chanyeol.
Chanyeol merapikan sedikit tempat tidurnya, sedangkan Baekhyun hanya berdiri
malu di pinggir kasur.
“Wae? Ayo tidurlah!”
“Umm.. Ne..” ucap Baekhyun lalu duduk dengan ragu di
pinggir kasur.
“Kau kenapa? Kenapa jadi pendiam seperti itu?”
“Hah? ani.. aku hanya..hanya__”
“Takut kebiasaan anehmu keluar?”
“N..ne..”
“Tenang saja. Aku juga punya kebiasaan aneh.”
“Mwo?” tanya Baekhyun. Chanyeol segera melepas kemeja
yang ia kenakan.
“Ini. Aku memiliki kebisaan untuk melepas pakaian saat
tidur. Aku tak malu, jadi kau tak usah malu juga.”
“Ne..” sahut Baekhyun. Ia mulai menaikkan kakinya dan
masuk ke dalam selimut.
Hari
semakin larut mata kedua namja ini menjadi semakin berat, dan dalam hitungan
menit mereka berdua masuk ke dalam mimpi.
“Eeuhh.. euhhh...euuhh.” Chanyeol terbangun saat
mendengar sebuah suara yang mengganggunya. Ia melihat ke arah Baekhyun,
ternyata Baekhyun yang tertidur mengeluarkan suara seperti anak kucing dengan
tubuh berkeringat dan dahi yang berkerut. Chanyeol menatapnya heran, ia fikir
kalau Baekhyun itu mengalami nightmare,lalu ia menambah volume AC di kamarnya dan kembali
tertidur.
Tak lama
kemudian, suara Baekhyun kembali terdengar. Chanyeol kembali menatapnya heran,
ia saja sampai harus memakai selimut namun tubuh Baekhyun tetap berkeringat.
Chanyeol yang kasihan, mengelap keringat di wajah Baekhyun, dan setelahnya
melepaskan beberapa kancing baju milik Baekhyun. Baekhyun nampak sedikit tenang
dan Chanyeol kembali tertidur.
Namun
tak berselang 15 menit kemudian Baekhyun kembali mengeluarkan suara, membuat ia
geram. Ia menatap Baekhyun kesal, namun kekesalannya hilang saat melihat wajah
Baekhyun.
“Aigoo, entah apa yang harus aku lakukan untuk
menghentikan suaramu.” Gerutu Chanyeol.
“Bagaimana caraku untuk menyumbat mulutmu.” Geramnya
lagi. Lalu sebuah ide melintas di pikirannya, kenapa ia tak mengenakan bantal
untuk menutup mulut Baekhyun? Tapi tidak! Itu malah akan membunuh Baekhyun,
fikirnya. Ada satu ide lagi, namun ia tak yakin ide itu akan berhasil atau
tidak. Ia mendekatkan wajahnya pada Baekhyun, lalu mencium bibir Baekhyun lama,
sampai akhirnya suara Baekhyun tak terdengar lagi. Chanyeol melepaskan
ciumannya, lalu membulatkan matanya.
“Yes! Berhasil Baekhyun tak bersuara lagi.” Gumamnya
kecil.
“Aku harap ini akan bertahan sampai besok.” Ucap Chanyeol
lalu kembali berbaring.
*******
Chanyeol
membuka matanya perlahan, betapa terkejutnya ia saat melihat bibir tipis dan
pink milik Baekhyun tepat berada di
depannya. Ia hanya bisa menelan ludahnya berulang kali, sampai akhirnya
Baekhyun mulai menggeliat, dan mata mereka bertabrakan.
“Chanyeol hyung?” ucap Baekhyun dengan suara parau.
“Hhhmm. Kau sudah bangun?” ucap Chanyeol mengalihkan
pembicaraan.
“Eum. Apa sudah pagi?”
“Ne..”
“Aigoo!” Baekhyun tiba-tiba terperanjat dari tempat
tidur.
“Wae?”
“Apa semalam aku mengeluarkan kebiasaan burukku?”
“Hhmm.. ani. Memangnya apa itu?” bohong Chanyeol.
“Jinja? Kau tak mendengarnya?”
“Bagaimana mungkin tidak terdengar? Suaranya begitu jelas
ditelingaku. Untung aku bisa menghentikannya.” Batin Chanyeol.
“Ani.. suara apa memangnya?”
“Hah? aniya. Oh iya, ayo kita bangun, aku akan membuatkan
sarapan.”
“Ne.. Baekhyun?”panggil Chanyeol membuat Baekhyun yang
berjalan keluar menoleh.
“Mwo?”
“Kau kan ke Seoul untuk berlibur? Kalau begitu nanti sore
aku akan mengantarmu jalan-jalan.”
“Jinja? Huwaaa.. gomawo Chanyeol hyung.” Ucap Baekhyun
sambil segera memeluk Chanyeol erat, membuat Chanyeol merasa ada yang aneh
dengan dirinya.
........
Chanyeol
nampak tersenyum sambil terus melihat Baekhyun yang berjalan di depannya dengan
wajah yang nampak gembira.
“Chanyeol hyung. Sekarang kita mau kemana?” tanya
Baekhyun.
“Hah? umm..” Chanyeol tak tahu harus menjawab apa, ia
memang tak punya rencana mau mengajak Baekhyun kemana.
“Ummm.. Bagaimana kalau ke mall saja?”
“Mall”
“Ne.. kita jalan-jalan sambil membeli beberapa pakaian.
Lagipula sudah lama aku tak membeli baju baru.” Ucap Chanyeol.
“Baiklah. Kkaja!” ucap Baekhyun sambil memegang tangan
Chanyeol dan menariknya.
...
..
“Huwaa.. sepertinya baju itu bagus hyung.”
“Yang mana?”
“Itu.. yang berwarna merah itu.”
“Ani.. aku tak suka warna yang terlalu mencolok.”
“Jinja? Padahal itu cocok sekali untukmu. Kulitmu kan
putih.”
“Hehehehe.. kau bisa saja. Kalau begitu kau coba yang ini
saja!” ucap Chanyeol sambil mengambil sebuah baju dan memberikannya pada
Baekhyun.
“Kuning? Hhm.. aku suka.”
“Kalau begitu, kita ambil ini!”
“Ani..ani.. tak usah.”
“Tenang aku yang akan membayarnya. Kau ambil sesukamu
saja.”
“Ani hyung, aku kan hanya menemanimu berbelanja.”
“Baekhyun, ikuti saja!” ucap Chanyeol dengan wajah
serius.
“Ne.. baiklah.” Sahut Baekhyun.
..
“Ayo
silahkan anda coba! Ini sangat enak, udangnya baru, dan bumbunya sangat lezat.
Ayo coba.” Terdengar suara penjual makanan siap saji. Chanyeol dan Baekhyun
segera menghampirinya.
“Kau mau mencobanya?” tanya chanyeol.
“Ne..”
“Ayo silahkan coba tuan. Rasanya enak.” Ucap penjual itu.
Baekhyun segera mengambil sebuah stick dan langsung
mencobanya.
“Bagaimana?” tanya Chanyeol.
“Uumm.. enaak sekali.” Sahut Baekhyun senang sambil
kembali mencicipi makanan itu.
“Ini cobalah hyung!” ucap Baekhyun sambil menyuapi
Chanyeol ( uuh,, moment Baekyeol yang so sweet, author jadi iri ).
“enak kan?”
“Uumm.. iya enak. Tuan bungkuskan untuk kami satu.” Ucap
Chanyeol.
“Baiklah tuan.”sahut penjual itu senang.
“ Huuh.. rasanya senang sekali.” Ucap Chanyeol sambil
menjinjing kantung plastik, dan satu tangan lagi menggenggam tangan Baekhyun.
“Hyung.. aku juga senang. Gomawo ya! Aku tahu kau memang
orang yang baik.”
“Hah? hehehehehe.. sudahlah Baekhyun, aku juga senang,
tak sia-sia aku mengambil cuti kuliah.”
“Ne..hyung aku ingin es krim.”
“Baiklah, kau tunggu disini, nanti aku belikan.”
“Ne..” sahut Baekhyun, dan setelah itu Chanyeol pergi.
....
“Ini,
aku membelikanmu rasa strawberry. Kau suka?”
“Ne.. bagaimana kau tahu aku suka rasa strawberry?”
“Itu hanya feeling, aku yakin orang yang manis pasti
menyukai rasa yang manis. Hehehehe..” gombal Chanyeol.
Blush..
Pipi Baekhyun menjadi merona kemerahan, membuatnya
semakin tampak manis. Setelah itu mereka kembali berjalan.
“Baekhyun?”
“Ada sesuatu di bibirmu.”
“Oh jinja? Dimana?”
“Tunggu! Biar aku yang bersihkan.” Ucap Chanyeol lalu
membersihkan sudut bibir Baekhyun dengan ibu jarinya. ( uuhh,, bener-bener so
sweet, author ampe meleleh )
Degh..
Sesaat adegan ini, menjadi lebih romantis, mereka berdua
saling pandang. Entah mengapa waktu seperti terasa berhenti, lalu terdengar
alunan lonceng gereja, dan kicauan burung ( arrghh lebay # ).
“Yeoreobeun.. yeoreobeun.. ayo kemarin.”
“Huwaaaa...”
Suara
itu menghentikan aktifitas Baekyeol ( issh ganggu ) , mereka berdua menoleh
ke arah suara ramai itu.
“Ada apa disana hyung? Kenapa ramai sekali?”
“Mollayo, ayo kita kesana!”
“Ne..”
Chanyeol
dan Baekhyun nampak heran melihat sebuah toko yang sangat ramai, bahkan pembelinya
sampai desak-desakan.
“Silyehamnida? Ada apa ditoko itu?” tanya Chanyeol pada
dua namja yang lewat.
“Ohh, toko itu menjual baju couple yang sangat bagus, dan
murah. Lihat kami juga membelinya.” Ucap salah satu dari namja itu, sambil
memperlihatkan dua buah baju berwarna merah dengan gambar dua buah beruang yang
berpelukan.
“Waah.. manis sekali. Tapi kenapa ramai seperti itu?
Bahkan sampai sesak?”
“ne.. karena toko itu sedang menjual setengah harga.
Katanya hanya hari ini saja, karena setelahnya dia akan berjualan di Jepang.”
“Jinja?”
“Ne.. kalian berdua cepatlah sebelum kehabisan.” Ucap
salah satu namja itu.
“Ne..gamsahamnida.”
“Ne..” sahut dua orang itu lalu pergi.
“Lihat hyung, bukan hanya pasangan yeoja-namja yang
membelinya, tapi namja-namja juga.”
“Ne.. mereka juga kan tetap disebut pasangan, jadi bukan
masalah.”
“Ne..”
“Kalau begitu ayo!”
“Odiseoyeo?”
“Ketoko itu, kita juga akan membeli satu.”
“eih?”
.....
“Haah..
butuh perjuangan untuk mendapatkan baju ini. Untung kita kebagian.”
“Ne.. tapi untuk apa hyung membeli baju ini? Apa untuk
pacar hyung?”
“Ani.. aku belum punya Baekhyun.”
“Lalu untuk apa?”
“Umm.. ini untukmu dan untukku.”
“Eih? Wae?” Baekhyun nampak terkejut.
“Kau tak suka?”
“......” Baekhyun nampak tertunduk. Mendadak raut wajah
Chanyeol juga berubah.
“Begini, kau bawa baju ini satu, dan aku bawa satu. Saat
salah satu diantara kita memiliki pasangan, maka salah satu diantara kita harus
memberikan baju ini ke orang yang telah memiliki pasangan itu.” Ucap Chanyeol,
lalu segera berjalan pergi. Baekhyun nampak menatap Chanyeol heran, lalu
mengikuti langkahnya.
........
Chanyeol
nampak duduk di kasurnya, dan tak lama kemudian Baekhyun masuk dengan rambut
yang masih basah. Mata mereka sempat berpapasan namun Baekhyun segera
menundukan kepalanya. Chanyeol hanya bisa mengerutkan dahinya, bingung.
“Kau butuh Head dryer?” tanya Chanyeol.
“Ani.. aku hanya butuh handuk lagi.”
“Baiklah, aku ambilkan.” Ucap Chanyeol sambil berjalan
kelemarinya dan mengambil sebuah handuk.
Chanyeol menghampiri Baekhyun yang terduduk di depan meja
rias, dan setelah itu meletakkan handuk itu di kepala Baekhyun dan mulai
mengusapnya.
“Hyung, biarkan aku saja!”
“Ani. Aku saja, aku sedang ingin melakukannya?” sahut
Chanyeol.
“Baekhyun? Bolehkan aku bertanya?”
“Mwo?”
“Apa kau sedang menyukai seseorang?”
“Hah?” Baekhyun nampak terkejut, lalu sedetik kemudian
dia menganggukan kepalanya. Chanyeol nampak sedikit kecewa.
“Sudah. Aku mau tidur dulu!” ucap Chanyeol lalu segera
berjalan malas keranjang, dan membaringkan tubuhnya. Baekhyun hanya bisa
menatap Chanyeol heran dan bingung.
“Hyung?” panggil Baekhyun pelan, namun tak di dengar oleh
Chanyeol, umm ralat pura-pura tak di dengar oleh chanyeol. Kejadian tadi sore
masih membuatnya kecewa, ia fikir Baekhyun memiliki perasaan yang sama
dengannya. Apalagi sekarang dia tahu kalau Baekhyun menyukai orang lain.
Baekhyun berjalan menghampiri tempat tidur Chanyeol lalu
ikut berbaring juga. Namun Chanyeol masih tetap memunggunginya.
...
...
“Euhh..
euhh..” Kembali lagi suara Baekhyun menggema di kamar Chanyeol, Chanyeol
terbangun dari tidurnya, lalu berbalik dan menatap Baekhyun.
“Apa aku akan berdosa jika kembali melakukan hal yang
sama seperti kemarin? Hatimu bukan untukku, aku tahu itu Baekhyun, mianhe..”
ucap Chanyeol lalu beranjak dan berjalan keluar sambil membawa bantalnya.
******
“Hyung?
Kenapa kau tidur diluar semalam?” tanya Baekhyun saat Chanyeol mengambil air di
kulkas.
“Hah? aku merasa kepanasan.”
“Jinja? Kenapa tak kau besarkan saja volume AC nya?”
“Hah? ne.. aku merasa kasihan denganmu yang kedinginan.”
“Mianhe hyung.. apa kau terganggu dengan kebiasaan
tidurku?”
“Ani..ani. bahkan aku tak tahu apa kebiasaan tidurmu.”
“Umm.. mulai nanti malam, biar aku yang tidur di luar,
kau tidurlah di kamarmu.”
“Ani. Kau pakai saja kamarku.”
“Ani.. kalau begitu kita tidur berdua saja di kamar.”
“Hah? ne..” sahut Chanyeol singkat. Sepertinya ia tak
ingin terlibat pertengkaran dengan Baekhyun pagi-pagi begini.
“Hyung kau mandilah dulu! Sebentar lagi sarapan akan
siap.” Ucap Baekhyun.
Chanyeol tak menjawab, ia langsung berlalu meninggalkan
Baekhyun. Baekhyun yang terheran kembali melanjutkan memotong sayuran.
“Aww..” teriak Baekhyun saat jarinya teriris, Chanyeol
tiba-tiba muncul dan langsung panik.
“Ada apa? Gwenchana?”
“Ne..ne.. hyung.. Tapi.. aww.. tanganku.” Tak pikir
panjang Chanyeol segera mengambil lalu mengisap jari telunjuk Baekhyun, membuat
Baekhyun semakin melayang. Tapi ia tersentak, lalu menarik cepat tangannya.
“Mian hyung, biar aku obati sendiri saja.” Ucap Baekhyun
sambil menundukan kepalanya. Ekspresi wajah Chanyeol mendadak berubah.
Baekhyun hendak pergi dari dapur, namun Chanyeol segera
menarik tangan Baekhyun.
“Chakkaman! Ada apa denganmu Baekhyun? Kenapa kau terus
menghindariku?” tanya Chanyeol, Baekhyun menoleh dan memandang ke arah
Chanyeol.
“aku..aku.. mianhe hyung. Tapi aku__”
“Tapi apa? Kau membenciku?”
“Bukan..bukan hyung.”
“Lalu apa?” Chanyeol nampak kesal dan mencengkram kedua
pundak Baekhyun kuat, membuat Baekhyun kesakitan.
“Sa..sakit hyung..”ucap Baekhyun takut. Chanyeol yang
baru sadar segera melepaskan tangannya.
“Mian..” ucap Chanyeol lalu segera pergi.
......
Baekhyun
nampak bosan, setelah sarapan tadi Chanyeol langsung pergi. Ia sama sekali tak
berani menanyakan kemana Chanyeol pergi, namun ia tetap cemas. Seandainya dia
bisa jujur tentang perasaannya, maka hal ini tak akan terjadi.
******
Dua hari
setelah kejadian itu, mereka sama sekali tak pernah bicara. Chanyeol selalu
menghindar, dan saat tidur pun Chanyeol selalu mengalah untuk tidur di ruang
tamu. Baekhyun merasa tak enak dengan itu, ia hanya tamu tapi ia sudah cukup
merepotkan Chanyeol.
“Chanyeol hyung.” Panggil Baekhyun saat Chanyeol sedang
duduk di depan tv. Chanyeol menoleh, dan nampak terkejut saat melihat Baekhyun
sudah berdiri dengan pakian rapi lengkap dengan kopernya.
“Kau mau kemana?”
“Aku mau pulang hyung. Aku rasa sudah waktunya.”
“Tapi ini belum seminggu kan?”
“Ne.. aku tahu. Tapi aku tak ingin merepotkanmu lagi.
Selama aku disini, aku sudah menyusahkanmu.” Ucap Baekhyun sambil tersenyum.
“Ani.. kau tak boleh pergi.” Ucap chanyeol lalu mengambil
koper Baekhyun, namun Baekhyun kembali menariknya.
“Ani hyung. Aku memang harus segera kembali, jangan
larang aku! Rasanya lebih baik jika kita tak saling mengenal.”
DEGH...
Chanyeol langsung terdiam, dia menoleh ke arah Baekhyun
geram.
“Heuh.. tak saling mengenal? Aku tahu ini hanya beberapa
hari, tapi tidakkah itu berbekas di benakmu?”
“Tentu, tentu saja hyung. Itu amat sangat berbekas,
bahkan menjadi kenangan yang sangat indah.”
“Lalu? Kenapa kau ingin pulang?”
“Karena..karena aku..”
“Kau membenciku kan?”
“Ani hyung. Aku tak membencimu.”
“Lalu? Kenapa kau selalu menolak perhatianku? Kenapa
Baekhyun?”
“Karena aku..aku takut hyung.”
“Takut apa?”
“Aku takut jatuh cinta padamu.”
“Mwo?” Chanyeol nampak terkejut dengan mulut ‘O’ –nya.
“Ne.. aku takut kalau aku akan jatuh cinta padamu.”
“Wae?”
“Jika nanti aku jatuh cinta padamu, dan kau juga jatuh
cinta padaku, maka setelahnya kita akan berpacaran, lalu.. lalu..”
“Lalu apa?”
“Lalu kita akan berciuman.”
“Mwoooo??? Tapi memangnya kenapa dengan berciuman?”
“Aku.. aku takut.”
“Takut kenapa?”
“Aku tak bisa menjelaskannya hyung.”
Chanyeol nampak
menahan tawanya, lucu sekali namja di depannya ini. Kenapa pikirannya sepolos
itu.
“Apa kau memiliki kebiasaan yang aneh lagi?”
“Hah? hehehehe. Ne..”
“Aigoo, hanya karena itu Baekhyun? Kau manis sekali.”
Ucap Chanyeol sambil mengacak rambut Baekhyun.
“Dengarkan aku! Aku akan menerima kebiasaanmu seburuk
apapun itu. Termasuk kebiasaan anehmu saat tidur yang mengeluarkan suara
seperti kucing, dan berkeringat padahal udara sangat dingin.”
“Hyung kau tahu?”
“Ne tentu saja, bagaimana aku tak tahu, suaramu terdengar
jelas di telingaku.”
“Jinja? Tapi kenapa hyung__”
“Karena aku bisa
menerima kekuranganmu, bahkan aku bisa mengatasinya.”
“Mengatasinya? Maksudmu? Hyung bisa menghilangkan
kebiasaanku itu? Bagaimana caranya?”
“Kau mau tahu?”
“Ne.hyung.”
“Kau yakin?”
“Ne..”
Chanyeol segera mendekat ke arah Baekhyun lalu dengan
cepat menyentuhkan bibirnya di permukaan bibir Baekhyun, membuat Baekhyun
terkejut. Namun tak beberapa lama kemudian.
“Haatchi.. Hatchi..” Baekhyun malah bersin.
“Yaak! Gwenchana?”
“N..Hattchi..”
“Jadi ini kah yang kau maksud?”
“Ne.. Hatchi, makanya aku hatchi..”
“Hahahahaha kau lucu sekali. Sini aku bantu
menghilangkannya.” Ucap Chanyeol lalu sedetik kemudian menarik tangan Baekhyun
dan mulai menciumnya, kini tak sekedar menempelkan bibir mereka, namun Chanyeol
mulai melumat pelan bibir lembut Baekhyun. Ajaib! Baekhyun tak bersin lagi,
bahkan kini ia masuk ke dalam permainan chanyeol.
........
Kini
nampak Chanyeol sedang merapikan tempat tidur untuk mereka, dan Baekhyun segera
masuk ke dalam selimut.
“Hyung, kau ingat dengan ini?” tanya Baekhyun sambil
memperlihatkan sebuah baju yang familiar.
“Ne.. baju couple?”
“Ne.. lalu sekarang bagaimana? Bukankah kita sama-sama
memiliki pacar?”
“Hahahaha kau benar. Kalau begitu begini saja, kau
berikan milikmu padaku, dan aku akan memberikan milikku padamu.”
“Hehehehe.. kau benar.” Ucap Baekhyun sambil tersenyum.
Lalu mereka sama-sama berbaring di tempat tidur.
“Hyung apa benar caramu menghilangkan kebiasaanku dengan
menciumku?”
“Ne.. itu benar.”
“Kenapa bisa ya? Padahal orang tuaku sampai melakukan
terapi untuk menghilangkan kebiasaanku itu, namun hasilnya nihil. Tapi dengan
mudahnya kau menakhlukannya.”
“Hehehehe.. itulah kehebatanku.”
“Baekhyun.”
“Uumm..?”
Chu..
Chanyeol mencium kilat Baekhyun.
“Hatcchi..hatcchi..”
“Hahahahaa..” Chanyeol malah menertawai Baekhyun.
“Hyung.. kenapa Hatchii..aku kan jadi hatchii bersin.”
“Aku sengaja.” Lalu Chanyeol segera menarik dagu Baekhyun
dan kembali melumat bibir Baekhyun untuk menghentikan bersinnya, dan kita tahu
itu akan selalu berhasil.
***The
end***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar