Rabu, 26 Juni 2013

Chanbaek-Scare Of You

Author : Lee Shita
Pairing : Chanbaek Couple
Rating : T
Genre : Gak yakin # plakk



˜ Scare of you ˜
Ting tong..
Ting tong..
Ting tong..
            Suara bel pintu tadi menjadi alarm pembangun seorang namja yang sedari tadi sedang asyik berada dalam mimpinya. Ia bangkit dan segera duduk di kasurnya sambil memandang geram ke arah pintu kamarnya.
“Aigoo, siapa pagi-pagi begini sudah bertamu, menyebalkan!” ucapnya kesal lalu menyibak selimut dan berjalan menuju pintunya.
“Nuguyeyo?”
“Ini aku.” Sahut seorang yoeja, Chanyeol yang merasa akrab dengan suara itu segera membukakan pintu. Terlihatlah seorang yeoja paruh baya yang masih menggunakan roll rambut, dan daster.
“Nyonya Jung, ada apa? Bukankah aku sudah membayar uang sewa bulan ini? Bahkan aku sudah membayar untuk 2 bulan kedepan.”
“Ani..ani.. aku kemari bukan untuk menagih uang sewa. Chanyeol-ah? Bisakah aku minta tolong?”
“Mwoyeyo?”
“Kau hari ini tak kuliah kan?” tanya Nyonya Jung.
Chanyeol mengerutkan alisnya, tidak biasanya pemilik rumah kontrakannya ingin tahu urusan Chanyeol biasanya ia hanya akan datang jika berurusan dengan bayar-membayar.
“Ne...” sahut Chanyeol heran.
“Bagus! Kalau begitu bisa aku minta tolong?”
“Hah? Min___”
“Ah sudahlah tak usah basa-basi. Bisakah aku menitipkan keponakanku yang baru datang dari Busan?”
“Mwo?”
“Ayolah kau pasti bisa. Kau kan sedang cuti kuliah.”
“Ne.. tapi aku cuti karena aku ingin merefresh otakku, malah sekarang anda menyuruhku menjadi pengasuh.”
“Ayolah Chanyeol bantu aku!”
“Memangnya anda mau kemana? Kenapa mesti menitipkan keponakan anda?”
“Aku ada urusan. Temanku akan menikah di Thailand, jadi aku harus menghadirinya.”
“Baiklah.. baiklah.. berapa lama?”
“Seminggu.”
“Mwo? seminggu? Tidakkah itu terlalu lama?”
“Ayolah, kau tahu kan aku ini seorang yeoja, jadi  saat nanti di Thailand aku yah.. kau tahu lah urusan shopping.”
“Mwo? dia enak-enakan shopping, sedangkan aku harus menjadi pengasuh keponakannya, jika saja dia bukan pemilik rumah kontrakanku, tak akan sudi aku menuruti permintaannya.” Batin Chanyeol.

“Ne.. arraseo. Kapan dia datang?”
“Nanti siang, aku akan menjemputnya di stasiun, dan langsung mengantarkannya kemari.”
“Ne.. oh iya, aku harap dia bukan anak yang nakal.”
“Tenang saja, keponakanku itu adalah anak yang baik.”
“Ne..” sahut Chanyeol malas.
......
            Selesai mandi, Chanyeol segera sarapan. Dia membuka isi kulkas, dan ia tak menemukan apapun, terpaksa ia hanya sarapan dengan roti dan selai kacang. Setelahnya dia duduk di depan tv, sambil membawa setoples popcorn di tangannya. Sesekali ia melirik jam  ‘11.30’ , ia kembali menonton. Ia tersentak sebentar, ia kemudian menyapu seluruh isi ruangan rumahnya, sangat kotor dan berantakan.
“Huuh.. aku rasa tak apa-apa, aku malas untuk bersih-bersih. Lagipula dia hanya anak kecil.” Ucap Chanyeol lalu kembali mengalihkan pandangannya ke televisi.
Ting tong..
Ting tong..
            Chanyeol segera bangkit dan berjalan ke pintu. Ia membuka pintu sambil menggaruk-garuk kepalanya yang gatal ( namja yang jorok ).
“Annyeong hase__” ucapan Chanyeol terputus, senyumannya mendadak hilang. Arah pandangnya yang rendah, sedikit demi sedikit naik ke atas, semakin ke atas.
Damn!
Ia fikir keponakan Nyonya Jung adalah bocah berusia 10 atau 12 tahun, tapi sosok yang berdiri di depannya adalah seorang namja yang sudah cukup dewasa, dengan pakaian rapi, dan terlihat sangat ..... cantik. Yuph! Cantik.
“Hehehehe.. apa kau keponakan nyonya Jung?” tanya Chanyeol sungkan.
“Ne.. anyyeong haseyo. Baekhyun imnida.” Ucap namja berpostur kecil dan berwajah imut itu.
“Oh.. haha.. ha.. haha.. Chanyeol imnida.” Chanyeol hanya bisa tertawa canggung.
“Masuklah!” ucap Chanyeol kemudian.
            Namja bernama Baekhyun itu masuk, sambil menarik koper kuning yang ia bawa dan melihat sekelilingnya.
“Uumm.. apa kau tinggal sendiri?” tanya Baekhyun lembut.
“Ne.. aku tinggal sendiri.” Ucap Chanyeol sambil dengan cepat menendang sebuah boxer yang berserakan di lantai.
“Eum.. terlihat jelas.”
“Hah? hehehehehe.. ne.. aku ini memang bukan orang yang bersih. Maaf kalau hal ini mengganggumu.”
“Hah? ani..ani.. gwenchanayo.”
“Duduklah, akan aku buatkan minum.”
“Ne.. gomawo.” Sahut Baekhyun.
..
..
“Ini.” Ucap Chanyeol.
“Ne.. gomawo.”
“Ne cheonmaneyo. Oh iya, aku dengar kau datang dari Busan?”
“Ne... aku memang tinggal di Busan.”
“Oh,, lalu untuk apa kau ke Seoul?”
“Ayah menyuruhku untuk mengecek keadaan bibiku, dan sekalian untuk mengisi liburanku.”
“Oh begitu.. Aku rasa bibimu baik-baik saja, sekarang saja dia sedang berlibur ke Thailand.”
“Ani.. dia bukan berlibur, tapi menghadiri pesta pernikahan temannya.”
“Ne.. pesta pernikahan yang lamanya seminggu.” Ucap Chanyeol malas, setiap mengingat nyonya Jung itu.
“ Chanyeol sshi. Dimana toiletnya?”
“Oh toilet? Itu di sebelah kiri dapur.”
“Ne.. gomawo.”
            Chanyeol menatap namja yang baru ia kenal beberapa menit yang lalu, sepertinya Chanyeol mulai tertarik dengan namja manis bernama Baekhyun itu. Chanyeol baru teringat, keadaan rumahnya sangatlah tak cocok untuk menyambut tamu saat ini, apalagi tamu seistimewa Baekhyun. Dengan gerakan cepat ia segera memungut barang-barang terutama pakaian  yang berserakan di lantai, sofa dan meja, lalu memasukannya ke keranjang kotor.
            Tak lama kemudian Baekhyun keluar, sambil memasang sebuah senyuman yang manis lalu berjalan menghampiri Chanyeol yang nampak kelelahan, namun masih memasang senyuman.
“Apa yang kau lakukan Chanyeol sshi? kenapa berkeringat begitu?”
“Hah?ani..ani.. aku hanya sedikit berolahraga, akhir-akhir ini ototku sering kaku.”
“Oh.. begitu..” ucap Baekhyun sambil mengangguk-nganggukan kepalanya dan melihat keadaan sekitarnya. Ia merasa sedikit heran, wajahnya nampak berfikir sambil terus melihat sekelilingnya yang terlihat lebih rapi.
“Oh iya Baekhyun, berapa usiamu?” cepat Chanyeol mengalihkan pembicaraan.
“Uumm.. tahun ini genap 18 tahun.”
 “Oh berarti kau masih duduk di bangku sekolah?.”
“Ne, aku baru duduk di kelas 2 SMA.”
“Jinja? Aku rasa pertumbuhanmu sangat baik.”
“Kalau kau berapa Chanyeol sshi?”
“Uumm.. aku 21 tahun akhir bulan ini.”
“Oh.. begitu. Jadi kita terpaut 3 tahun.”
“Yaah.. begitulah!.”
“Oh iya Chanyeol sshi.”
“Panggil saja aku hyung! Aku rasa itu terdengar labih akrab.”
“Oh ne..ne. Chanyeol ss, eh hyung. Kalau aku boleh tahu dimana kamarku?”
“Ka..kamar? aku rasa bibimu lupa memberitahumu.”
“Tentang apa?”
“Disini, hanya ada satu kamar tidur.”
“Mwo? Jadi?”
“Jadi mau tak mau kita harus satu kamar.”
“Tapi___”
“Apa itu masalah bagimu?”
“Ani.. hanya saja aku punya suatu kebiasaan tidur yang aneh.”
“Ne..ne.. gwenchana. Semua orang pasti memiliki kebiasaan tidur yang aneh.”
“Hah? ba.baiklah..”sahut Baekhyun kecewa.
.........
            Baekhyun nampak sedang berdiri di dapur, entah kenapa dia nampak kebingungan. Chanyeol yang baru bangun dari tidur siangnya -padahal ini sudah sore-  nampak heran.
“Baekhyun?? Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Chanyeol menghampiri Baekhyun.
“Uumm.. aku berencana ingin memasak makan malam, tapi di kulkas mu tak ada bahan makanan.”
“Hehehehe.. aku lupa membelinya Baekhyun.”
“Lalu kau makan malam dengan apa?”
“Biasanya aku makan mie instant.”
“Mie instant? Itu tak baik kau makan terus-menerus.”
“Mau bagaimana lagi Baekhyun. Kalau begitu kita makan diluar saja bagaimana?”
“Umm bagaimana kalau kita belanja bahan makananya dan nanti kita masak dirumah?”
“Aigoo, itu merepotkan sekali. Tapi, uumm.. baiklah.”
.........
            Chanyeol dan Baekhyun telah sampai di sebuah mini market, Baekhyun dengan cepat mengambil beberapa bahan makanan yang ingin dia olah nanti sedangkan Chanyeol nampak berjalan malas mengikuti Baekhyun.
“Aigoo, namja ini kenapa dia sangat pandai berbelanja seperti yoeja?” gumam Chanyeol kagum sambil terus memperhatikan Baekhyun yang sibuk memilih beberapa sayuran hanya dengan melihat dan mencium aromanya.
“Chanyeol hyung, kau mau paprika merah atau kuning?” tanyanya.
“Entahlah, terserahmu saja. Aku fikir hanya warna yang membedakan mereka.”
“Baiklah.. oh iya, kau mau ayam atau udang?”
“Aku rasa ayam lebih lezat.”
“Baiklah.”
“Kenapa aku merasa ada yang aneh dengan diriku? Namja ini benar-benar unik, aku rasa aku mulai menyukainya.” Batin Chanyeol.
.........
            Setelah selesai makan malam, Baekhyun dan Chanyeol segera menuju kamar Chanyeol. Chanyeol merapikan sedikit tempat tidurnya, sedangkan Baekhyun hanya berdiri malu di pinggir kasur.
“Wae? Ayo tidurlah!”
“Umm.. Ne..” ucap Baekhyun lalu duduk dengan ragu di pinggir kasur.
“Kau kenapa? Kenapa jadi pendiam seperti itu?”
“Hah? ani.. aku hanya..hanya__”
“Takut kebiasaan anehmu keluar?”
“N..ne..”
“Tenang saja. Aku juga punya kebiasaan aneh.”
“Mwo?” tanya Baekhyun. Chanyeol segera melepas kemeja yang ia kenakan.
“Ini. Aku memiliki kebisaan untuk melepas pakaian saat tidur. Aku tak malu, jadi kau tak usah malu juga.”
“Ne..” sahut Baekhyun. Ia mulai menaikkan kakinya dan masuk ke dalam selimut.
            Hari semakin larut mata kedua namja ini menjadi semakin berat, dan dalam hitungan menit mereka berdua masuk ke dalam mimpi.
“Eeuhh.. euhhh...euuhh.” Chanyeol terbangun saat mendengar sebuah suara yang mengganggunya. Ia melihat ke arah Baekhyun, ternyata Baekhyun yang tertidur mengeluarkan suara seperti anak kucing dengan tubuh berkeringat dan dahi yang berkerut. Chanyeol menatapnya heran, ia fikir kalau Baekhyun itu mengalami nightmare,lalu ia  menambah volume AC di kamarnya dan kembali tertidur.
            Tak lama kemudian, suara Baekhyun kembali terdengar. Chanyeol kembali menatapnya heran, ia saja sampai harus memakai selimut namun tubuh Baekhyun tetap berkeringat. Chanyeol yang kasihan, mengelap keringat di wajah Baekhyun, dan setelahnya melepaskan beberapa kancing baju milik Baekhyun. Baekhyun nampak sedikit tenang dan Chanyeol kembali tertidur.
            Namun tak berselang 15 menit kemudian Baekhyun kembali mengeluarkan suara, membuat ia geram. Ia menatap Baekhyun kesal, namun kekesalannya hilang saat melihat wajah Baekhyun.
“Aigoo, entah apa yang harus aku lakukan untuk menghentikan suaramu.” Gerutu Chanyeol.
“Bagaimana caraku untuk menyumbat mulutmu.” Geramnya lagi. Lalu sebuah ide melintas di pikirannya, kenapa ia tak mengenakan bantal untuk menutup mulut Baekhyun? Tapi tidak! Itu malah akan membunuh Baekhyun, fikirnya. Ada satu ide lagi, namun ia tak yakin ide itu akan berhasil atau tidak. Ia mendekatkan wajahnya pada Baekhyun, lalu mencium bibir Baekhyun lama, sampai akhirnya suara Baekhyun tak terdengar lagi. Chanyeol melepaskan ciumannya, lalu membulatkan matanya.
“Yes! Berhasil Baekhyun tak bersuara lagi.” Gumamnya kecil.
“Aku harap ini akan bertahan sampai besok.” Ucap Chanyeol lalu kembali berbaring.
*******
            Chanyeol membuka matanya perlahan, betapa terkejutnya ia saat melihat bibir tipis dan pink milik Baekhyun tepat berada di  depannya. Ia hanya bisa menelan ludahnya berulang kali, sampai akhirnya Baekhyun mulai menggeliat, dan mata mereka bertabrakan.
“Chanyeol hyung?” ucap Baekhyun dengan suara  parau.
“Hhhmm. Kau sudah bangun?” ucap Chanyeol mengalihkan pembicaraan.
“Eum. Apa sudah pagi?”
“Ne..”
“Aigoo!” Baekhyun tiba-tiba terperanjat dari tempat tidur.
“Wae?”
“Apa semalam aku mengeluarkan kebiasaan burukku?”
“Hhmm.. ani. Memangnya apa itu?” bohong Chanyeol.
“Jinja? Kau tak mendengarnya?”
“Bagaimana mungkin tidak terdengar? Suaranya begitu jelas ditelingaku. Untung aku bisa menghentikannya.” Batin Chanyeol.
“Ani.. suara apa memangnya?”
“Hah? aniya. Oh iya, ayo kita bangun, aku akan membuatkan sarapan.”
“Ne.. Baekhyun?”panggil Chanyeol membuat Baekhyun yang berjalan keluar menoleh.
“Mwo?”
“Kau kan ke Seoul untuk berlibur? Kalau begitu nanti sore aku akan mengantarmu jalan-jalan.”
“Jinja? Huwaaa.. gomawo Chanyeol hyung.” Ucap Baekhyun sambil segera memeluk Chanyeol erat, membuat Chanyeol merasa ada yang aneh dengan dirinya.
........
            Chanyeol nampak tersenyum sambil terus melihat Baekhyun yang berjalan di depannya dengan wajah yang nampak gembira.
“Chanyeol hyung. Sekarang kita mau kemana?” tanya Baekhyun.
“Hah? umm..” Chanyeol tak tahu harus menjawab apa, ia memang tak punya rencana mau mengajak Baekhyun kemana.
“Ummm.. Bagaimana kalau ke mall saja?”
“Mall”
“Ne.. kita jalan-jalan sambil membeli beberapa pakaian. Lagipula sudah lama aku tak membeli baju baru.” Ucap Chanyeol.
“Baiklah. Kkaja!” ucap Baekhyun sambil memegang tangan Chanyeol dan menariknya.
...
..
“Huwaa.. sepertinya baju itu bagus hyung.”
“Yang mana?”
“Itu.. yang berwarna merah itu.”
“Ani.. aku tak suka warna yang terlalu mencolok.”
“Jinja? Padahal itu cocok sekali untukmu. Kulitmu kan putih.”
“Hehehehe.. kau bisa saja. Kalau begitu kau coba yang ini saja!” ucap Chanyeol sambil mengambil sebuah baju dan memberikannya pada Baekhyun.
“Kuning? Hhm.. aku suka.”
“Kalau begitu, kita ambil ini!”
“Ani..ani.. tak usah.”
“Tenang aku yang akan membayarnya. Kau ambil sesukamu saja.”
“Ani hyung, aku kan hanya menemanimu berbelanja.”
“Baekhyun, ikuti saja!” ucap Chanyeol dengan wajah serius.
“Ne.. baiklah.” Sahut Baekhyun.
..
            “Ayo silahkan anda coba! Ini sangat enak, udangnya baru, dan bumbunya sangat lezat. Ayo coba.” Terdengar suara penjual makanan siap saji. Chanyeol dan Baekhyun segera menghampirinya.
“Kau mau mencobanya?” tanya chanyeol.
“Ne..”
“Ayo silahkan coba tuan. Rasanya enak.” Ucap penjual itu.
Baekhyun segera mengambil sebuah stick dan langsung mencobanya.
“Bagaimana?” tanya Chanyeol.
“Uumm.. enaak sekali.” Sahut Baekhyun senang sambil kembali mencicipi makanan itu.
“Ini cobalah hyung!” ucap Baekhyun sambil menyuapi Chanyeol ( uuh,, moment Baekyeol yang so sweet, author jadi iri ).
“enak kan?”
“Uumm.. iya enak. Tuan bungkuskan untuk kami satu.” Ucap Chanyeol.
“Baiklah tuan.”sahut penjual itu senang.
“ Huuh.. rasanya senang sekali.” Ucap Chanyeol sambil menjinjing kantung plastik, dan satu tangan lagi menggenggam tangan Baekhyun.
“Hyung.. aku juga senang. Gomawo ya! Aku tahu kau memang orang yang baik.”
“Hah? hehehehehe.. sudahlah Baekhyun, aku juga senang, tak sia-sia aku mengambil cuti kuliah.”
“Ne..hyung aku ingin es krim.”
“Baiklah, kau tunggu disini, nanti aku belikan.”
“Ne..” sahut Baekhyun, dan setelah itu Chanyeol pergi.
....
            “Ini, aku membelikanmu rasa strawberry. Kau suka?”
“Ne.. bagaimana kau tahu aku suka rasa strawberry?”
“Itu hanya feeling, aku yakin orang yang manis pasti menyukai rasa yang manis. Hehehehe..” gombal Chanyeol.
Blush..
Pipi Baekhyun menjadi merona kemerahan, membuatnya semakin tampak manis. Setelah itu mereka kembali berjalan.
“Baekhyun?”
“Ada sesuatu di bibirmu.”
“Oh jinja? Dimana?”
“Tunggu! Biar aku yang bersihkan.” Ucap Chanyeol lalu membersihkan sudut bibir Baekhyun dengan ibu jarinya. ( uuhh,, bener-bener so sweet, author ampe meleleh )
Degh..
Sesaat adegan ini, menjadi lebih romantis, mereka berdua saling pandang. Entah mengapa waktu seperti terasa berhenti, lalu terdengar alunan lonceng gereja, dan kicauan burung ( arrghh lebay # ).
“Yeoreobeun.. yeoreobeun.. ayo kemarin.”
“Huwaaaa...”
            Suara itu menghentikan aktifitas Baekyeol ( issh ganggu ) , mereka berdua menoleh ke  arah suara ramai itu.
“Ada apa disana hyung? Kenapa ramai sekali?”
“Mollayo, ayo kita kesana!”
“Ne..”
            Chanyeol dan Baekhyun nampak heran melihat sebuah toko yang sangat ramai, bahkan pembelinya sampai desak-desakan.
“Silyehamnida? Ada apa ditoko itu?” tanya Chanyeol pada dua namja yang lewat.
“Ohh, toko itu menjual baju couple yang sangat bagus, dan murah. Lihat kami juga membelinya.” Ucap salah satu dari namja itu, sambil memperlihatkan dua buah baju berwarna merah dengan gambar dua buah beruang yang berpelukan.
“Waah.. manis sekali. Tapi kenapa ramai seperti itu? Bahkan sampai sesak?”
“ne.. karena toko itu sedang menjual setengah harga. Katanya hanya hari ini saja, karena setelahnya dia akan berjualan di Jepang.”
“Jinja?”
“Ne.. kalian berdua cepatlah sebelum kehabisan.” Ucap salah satu namja itu.
“Ne..gamsahamnida.”
“Ne..” sahut dua orang itu lalu pergi.
“Lihat hyung, bukan hanya pasangan yeoja-namja yang membelinya, tapi namja-namja juga.”
“Ne.. mereka juga kan tetap disebut pasangan, jadi bukan masalah.”
“Ne..”
“Kalau begitu ayo!”
“Odiseoyeo?”
“Ketoko itu, kita juga akan membeli satu.”
“eih?”
.....
            “Haah.. butuh perjuangan untuk mendapatkan baju ini. Untung kita kebagian.”
“Ne.. tapi untuk apa hyung membeli baju ini? Apa untuk pacar hyung?”
“Ani.. aku belum punya Baekhyun.”
“Lalu untuk apa?”
“Umm.. ini untukmu dan untukku.”
“Eih? Wae?” Baekhyun nampak terkejut.
“Kau tak suka?”
“......” Baekhyun nampak tertunduk. Mendadak raut wajah Chanyeol juga berubah.
“Begini, kau bawa baju ini satu, dan aku bawa satu. Saat salah satu diantara kita memiliki pasangan, maka salah satu diantara kita harus memberikan baju ini ke orang yang telah memiliki pasangan itu.” Ucap Chanyeol, lalu segera berjalan pergi. Baekhyun nampak menatap Chanyeol heran, lalu mengikuti langkahnya.
........
            Chanyeol nampak duduk di kasurnya, dan tak lama kemudian Baekhyun masuk dengan rambut yang masih basah. Mata mereka sempat berpapasan namun Baekhyun segera menundukan kepalanya. Chanyeol hanya bisa mengerutkan dahinya, bingung.
“Kau butuh Head dryer?” tanya Chanyeol.
“Ani.. aku hanya butuh handuk lagi.”
“Baiklah, aku ambilkan.” Ucap Chanyeol sambil berjalan kelemarinya dan mengambil sebuah handuk.
Chanyeol menghampiri Baekhyun yang terduduk di depan meja rias, dan setelah itu meletakkan handuk itu di kepala Baekhyun dan mulai mengusapnya.
“Hyung, biarkan aku saja!”
“Ani. Aku saja, aku sedang ingin melakukannya?” sahut Chanyeol.
“Baekhyun? Bolehkan aku bertanya?”
“Mwo?”
“Apa kau sedang menyukai seseorang?”
“Hah?” Baekhyun nampak terkejut, lalu sedetik kemudian dia menganggukan kepalanya. Chanyeol nampak sedikit kecewa.
“Sudah. Aku mau tidur dulu!” ucap Chanyeol lalu segera berjalan malas keranjang, dan membaringkan tubuhnya. Baekhyun hanya bisa menatap Chanyeol heran dan bingung.
“Hyung?” panggil Baekhyun pelan, namun tak di dengar oleh Chanyeol, umm ralat pura-pura tak di dengar oleh chanyeol. Kejadian tadi sore masih membuatnya kecewa, ia fikir Baekhyun memiliki perasaan yang sama dengannya. Apalagi sekarang dia tahu kalau Baekhyun menyukai orang lain.
Baekhyun berjalan menghampiri tempat tidur Chanyeol lalu ikut berbaring juga. Namun Chanyeol masih tetap memunggunginya.
...
...
            “Euhh.. euhh..” Kembali lagi suara Baekhyun menggema di kamar Chanyeol, Chanyeol terbangun dari tidurnya, lalu berbalik dan menatap Baekhyun.
“Apa aku akan berdosa jika kembali melakukan hal yang sama seperti kemarin? Hatimu bukan untukku, aku tahu itu Baekhyun, mianhe..” ucap Chanyeol lalu beranjak dan berjalan keluar sambil membawa bantalnya.
******
            “Hyung? Kenapa kau tidur diluar semalam?” tanya Baekhyun saat Chanyeol mengambil air di kulkas.
“Hah? aku merasa kepanasan.”
“Jinja? Kenapa tak kau besarkan saja volume AC nya?”
“Hah? ne.. aku merasa kasihan denganmu yang kedinginan.”
“Mianhe hyung.. apa kau terganggu dengan kebiasaan tidurku?”
“Ani..ani. bahkan aku tak tahu apa kebiasaan tidurmu.”
“Umm.. mulai nanti malam, biar aku yang tidur di luar, kau tidurlah di kamarmu.”
“Ani. Kau pakai saja kamarku.”
“Ani.. kalau begitu kita tidur berdua saja di kamar.”
“Hah? ne..” sahut Chanyeol singkat. Sepertinya ia tak ingin terlibat pertengkaran dengan Baekhyun pagi-pagi begini.
“Hyung kau mandilah dulu! Sebentar lagi sarapan akan siap.” Ucap Baekhyun.
Chanyeol tak menjawab, ia langsung berlalu meninggalkan Baekhyun. Baekhyun yang terheran kembali melanjutkan memotong sayuran.
“Aww..” teriak Baekhyun saat jarinya teriris, Chanyeol tiba-tiba muncul dan langsung panik.
“Ada apa? Gwenchana?”
“Ne..ne.. hyung.. Tapi.. aww.. tanganku.” Tak pikir panjang Chanyeol segera mengambil lalu mengisap jari telunjuk Baekhyun, membuat Baekhyun semakin melayang. Tapi ia tersentak, lalu menarik cepat tangannya.
“Mian hyung, biar aku obati sendiri saja.” Ucap Baekhyun sambil menundukan kepalanya. Ekspresi wajah Chanyeol mendadak berubah.
Baekhyun hendak pergi dari dapur, namun Chanyeol segera menarik tangan Baekhyun.
“Chakkaman! Ada apa denganmu Baekhyun? Kenapa kau terus menghindariku?” tanya Chanyeol, Baekhyun menoleh dan memandang ke arah Chanyeol.
“aku..aku.. mianhe hyung. Tapi aku__”
“Tapi apa? Kau membenciku?”
“Bukan..bukan hyung.”
“Lalu apa?” Chanyeol nampak kesal dan mencengkram kedua pundak Baekhyun kuat, membuat Baekhyun kesakitan.
“Sa..sakit hyung..”ucap Baekhyun takut. Chanyeol yang baru sadar segera melepaskan tangannya.
“Mian..” ucap Chanyeol lalu segera pergi.
......
            Baekhyun nampak bosan, setelah sarapan tadi Chanyeol langsung pergi. Ia sama sekali tak berani menanyakan kemana Chanyeol pergi, namun ia tetap cemas. Seandainya dia bisa jujur tentang perasaannya, maka hal ini tak akan terjadi.
******
            Dua hari setelah kejadian itu, mereka sama sekali tak pernah bicara. Chanyeol selalu menghindar, dan saat tidur pun Chanyeol selalu mengalah untuk tidur di ruang tamu. Baekhyun merasa tak enak dengan itu, ia hanya tamu tapi ia sudah cukup merepotkan Chanyeol.
“Chanyeol hyung.” Panggil Baekhyun saat Chanyeol sedang duduk di depan tv. Chanyeol menoleh, dan nampak terkejut saat melihat Baekhyun sudah berdiri dengan pakian rapi lengkap dengan kopernya.
“Kau mau kemana?”
“Aku mau pulang hyung. Aku rasa sudah waktunya.”
“Tapi ini belum seminggu kan?”
“Ne.. aku tahu. Tapi aku tak ingin merepotkanmu lagi. Selama aku disini, aku sudah menyusahkanmu.” Ucap Baekhyun sambil tersenyum.
“Ani.. kau tak boleh pergi.” Ucap chanyeol lalu mengambil koper Baekhyun, namun Baekhyun kembali menariknya.
“Ani hyung. Aku memang harus segera kembali, jangan larang aku! Rasanya lebih baik jika kita tak saling mengenal.”
DEGH...
Chanyeol langsung terdiam, dia menoleh ke arah Baekhyun geram.
“Heuh.. tak saling mengenal? Aku tahu ini hanya beberapa hari, tapi tidakkah itu berbekas di benakmu?”
“Tentu, tentu saja hyung. Itu amat sangat berbekas, bahkan menjadi kenangan yang sangat indah.”
“Lalu? Kenapa kau ingin pulang?”
“Karena..karena aku..”
“Kau membenciku kan?”
“Ani hyung. Aku tak membencimu.”
“Lalu? Kenapa kau selalu menolak perhatianku? Kenapa Baekhyun?”
“Karena aku..aku takut hyung.”
“Takut apa?”
“Aku takut jatuh cinta padamu.”
“Mwo?” Chanyeol  nampak terkejut dengan mulut ‘O’ –nya.
“Ne.. aku takut kalau aku akan jatuh cinta padamu.”
“Wae?”
“Jika nanti aku jatuh cinta padamu, dan kau juga jatuh cinta padaku, maka setelahnya kita akan berpacaran, lalu.. lalu..”
“Lalu apa?”
“Lalu kita akan berciuman.”
“Mwoooo??? Tapi memangnya kenapa dengan berciuman?”
“Aku.. aku takut.”
“Takut kenapa?”
“Aku tak bisa menjelaskannya hyung.”
Chanyeol  nampak menahan tawanya, lucu sekali namja di depannya ini. Kenapa pikirannya sepolos itu.
“Apa kau memiliki kebiasaan yang aneh lagi?”
“Hah? hehehehe. Ne..”
“Aigoo, hanya karena itu Baekhyun? Kau manis sekali.” Ucap Chanyeol sambil mengacak rambut Baekhyun.
“Dengarkan aku! Aku akan menerima kebiasaanmu seburuk apapun itu. Termasuk kebiasaan anehmu saat tidur yang mengeluarkan suara seperti kucing, dan berkeringat padahal udara sangat dingin.”
“Hyung kau tahu?”
“Ne tentu saja, bagaimana aku tak tahu, suaramu terdengar jelas di telingaku.”
“Jinja? Tapi kenapa hyung__”
“Karena aku bisa  menerima kekuranganmu, bahkan aku bisa mengatasinya.”
“Mengatasinya? Maksudmu? Hyung bisa menghilangkan kebiasaanku itu? Bagaimana caranya?”
“Kau mau tahu?”
“Ne.hyung.”
“Kau yakin?”
“Ne..”
Chanyeol segera mendekat ke arah Baekhyun lalu dengan cepat menyentuhkan bibirnya di permukaan bibir Baekhyun, membuat Baekhyun terkejut. Namun tak beberapa lama kemudian.
“Haatchi.. Hatchi..” Baekhyun malah bersin.
“Yaak! Gwenchana?”
“N..Hattchi..”
“Jadi ini kah yang kau maksud?”
“Ne.. Hatchi, makanya aku hatchi..”
“Hahahahaha kau lucu sekali. Sini aku bantu menghilangkannya.” Ucap Chanyeol lalu sedetik kemudian menarik tangan Baekhyun dan mulai menciumnya, kini tak sekedar menempelkan bibir mereka, namun Chanyeol mulai melumat pelan bibir lembut Baekhyun. Ajaib! Baekhyun tak bersin lagi, bahkan kini ia masuk ke dalam permainan chanyeol.
........
            Kini nampak Chanyeol sedang merapikan tempat tidur untuk mereka, dan Baekhyun segera masuk ke dalam selimut.
“Hyung, kau ingat dengan ini?” tanya Baekhyun sambil memperlihatkan sebuah baju yang familiar.
“Ne.. baju couple?”
“Ne.. lalu sekarang bagaimana? Bukankah kita sama-sama memiliki pacar?”
“Hahahaha kau benar. Kalau begitu begini saja, kau berikan milikmu padaku, dan aku akan memberikan milikku padamu.”
“Hehehehe.. kau benar.” Ucap Baekhyun sambil tersenyum.
Lalu mereka sama-sama berbaring di tempat tidur.
“Hyung apa benar caramu menghilangkan kebiasaanku dengan menciumku?”
“Ne.. itu benar.”
“Kenapa bisa ya? Padahal orang tuaku sampai melakukan terapi untuk menghilangkan kebiasaanku itu, namun hasilnya nihil. Tapi dengan mudahnya kau menakhlukannya.”
“Hehehehe.. itulah kehebatanku.”
“Baekhyun.”
“Uumm..?”
Chu..
Chanyeol mencium kilat Baekhyun.
“Hatcchi..hatcchi..”
“Hahahahaa..” Chanyeol malah menertawai Baekhyun.
“Hyung.. kenapa Hatchii..aku kan jadi hatchii bersin.”
“Aku sengaja.” Lalu Chanyeol segera menarik dagu Baekhyun dan kembali melumat bibir Baekhyun untuk menghentikan bersinnya, dan kita tahu itu akan selalu berhasil.
***The end***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar